Sunday, December 25, 2005

MERRY CHRISTMAS AND HAPPY NEW YEAR!!



Hope you all have a great holiday!

If you're a Halliwell, click here!

Saturday, December 17, 2005

Inilah kenapa aku sangat membenci kumpul-kumpul dengan SELURUH keluarga besarku yang kebanyakan anggotanya tidak pernah kulihat seumur hidupku...

19.00 - 20.00
Aku & 2 sepupu & tante & oma & orangtuaku duduk di mobil, dalam perjalanan menuju tempat pesta. HP nggak berenti-berenti bunyi, semua orang menelepon untuk tanya kenapa kami belom juga dateng. (Padahal mereka semua kan berada di tempat yang sama, geez, apa nggak ada satupun yang saling ngasih tau yang laen kalo kami udah di jalan?) Plus ada juga telpon dari seseorang-entah-siapa yang sepertinya takut keluargaku membawa kabur uangnya. o_O; Alhasil, salah jalan dan keributan pun terjadi.. satu tabrakan polisi tidur yang membuat pantatku sakit bukan main kemudian.. kami pun akhirnya sampai di tempat tujuan.

20.00 - 20.30
Sampai di tujuan. Rumah sang penyelenggara acara (yang aku masih belum jelas tepatnya hubungan keluarganya denganku seperti apa dan dari jalur mana) besar sekali, mewah, bertingkat, mobil-mobilnya pun macem Jaguar dan teman-teman se-spesiesnya, tapi...

Tanteku: YA AMPUN, coba liat tuh jambu bolnya!
Aku & Sepupu: --;

Masuk ke dalam, mempersiapkan senyum basa-basi yang biasa dan bersiap mempertahankannya selama kira-kira sepuluh menit ke depan..

Tante-Entah-Siapa: Halo Karina..
Aku: *tersenyum-senyum* (dalam hati) Siapa nih?
Oom-Entah-Siapa: Halo halo.. wah tinggi-tinggi banget ya anak zaman sekarang?
Aku: *tersenyum-senyum* (dalam hati) Kalo ini siapa?
Cewek-Entah-Siapa: Halo.. *menyalami kami dengan hangat*
Aku: *tersenyum-senyum dan balas menyalami* (dalam hati) WHO THE HELL ARE THESE PEOPLE????

Oom-Entah-Siapa: *menyapa orangtuaku lalu menatap kami* Halo! Ini anakmu ya?
Oom-Entah-Siapa II: Oh, yang kemaren ulangtahun itu?
Aku & Sepupu: *berpandangan*
Tanteku: *menunjuk sepupu* Yang baru ulangtahun anakku.
Mamaku: *menunjukku* Bukan, yang baru pesta kemaren anakku.
Oom-Entah-Siapa II: *menunjukku* Oh, anakmu yang ini? Yang kemaren baru pesta ulangtahun itu juga ini kan ya?
Tante-Entah-Siapa: Lho bukannya yang ini? *menunjuk sepupu*
Oom-Entah-Siapa II: Nggak, yang aku dateng pestanya itu lho?
Mamaku: Iya, itu ini *menunjukku*
Aku & Sepupu: --; *mulai merasa seperti barang pameran*

Akhirnya kesalahpahaman entah bagaimana berhasil diluruskan dan mereka berhasil membedakan kami. Kami pun disuruh makan.

Aku mulai mengamati deretan buffet yang tersedia.

Brokoli & buncis.
Ikan Salmon.
Lobster entah apa.
Ikan Thai-sesuatu.
Udang goreng mentega.

o_O; SEAFOOD SEMUA?! Bukan sekedar seafood pula, itu makanan 'canggih' yang sebagian susah diinget pula namanya. Bagaimana coba kalo aku alergi seafood? o_O; Bisa mati kelaparan. Akhirnya memberanikan diri mencoba Ikan Thai-sesuatu, ikan salmon, dan brokoli. Menemukan tempat makan yang enak di pinggiran, jauh dari meja-meja yang sudah penuh. Seperti biasa, kalo di pesta demi sopan-santun ngambilnya sedikit. Alhasil sekarang kelaperan. Mengingat aku selalu gagal diet, kayanya diet dengan cara pergi ke pesta makan malam tiap hari bisa jadi diet yang SANGAT efektif.

Untung makanan yang kuambil rasanya enak BANGET. Ternyata memang bukan sekedar canggih namanya, rasanya juga mantep. Bikin makin ngiler untuk ngambil lagi. --;

20.30 - 20.45

Selesai makan, dengan tidak rela aku & sepupu pindah ke sofa ruang tengah dan dengan PDnya duduk tanpa ada yang mempersilakan. Tak lama..

Tante-Entah-Siapa: *lewat* Anak-anak, udah makan?
Aku: *senyum basa-basi* Udah tadi.
Tante-Entah-Siapa-Lagi: *lewat* Eh, eh, kok nggak pada makan? Masih ada sushi, es krim, kue..
Sepupu: *senyum basa-basi* Iya, Tante. Udah tadi.
Tante-Sungguh-Deh-Aku-Nggak-Tahu-Siapa-Lagi: *lewat* Anak-anak, masa udahan makannya? Nggak ngambil makan lagi?
Aku: *senyum mulai terkesan maksa* Eh, udah selesai kok. *Tante-Sungguh-Deh-Aku-Nggak-Tahu-Siapa-Lagi berlalu sambil tersenyum*
Aku: Sumpah, orang berikutnya yang nyuruh kita makan..
Sepupu: Ambil es krim yuk.
Aku: --; oke.

Nggak lama, orang-orang berbondong-bondong keluar dari ruang makan, katanya sih si pemilik rumah (yang masih belom jelas yang mana) mau membuka dan memperlihatkan museum pribadinya yang hanya dibuka sekali setahun. Tadinya males ikut tapi tanteku sibuk mengomeli sepupuku karena "tidak tertarik pada hal-hal seni" dan "tidak menghargai pembukaan sekali setahun yang sangat berharga". Karena gaya ngomelnya sangat mengerikan akhirnya kami ikut.

Sampai di sana, bisa ditebak. Semua orang sibuk mengagumi dan ber-ooh dan aah sementara aku & sepupu hanya memandang kosong pada deretan piring-piring, guci, dan entah apa lagi yang ada di sana. Begitu ada kesempatan kabur kami langsung menyelinap pergi dan melakukan ekspedisi kecil dengan menyelinap lewat jalan-jalan di samping rumah yang gelap dan sedikit berbahaya.. *hiperbolis dikit*.

20.45 - 21.30

Sampe di taman di depan ruang makan tadi. Ada meja pingpong, jadi kami amatiran sok-sok maen.

Aku: Semuanya pada nggak bisa kan? Bagus, ayo maen!

Tak lama..

Sepupu 1: *mukul bolanya kaya maen tenis, alhasil bola mental sampe jauh*
Sepupu 2: Gimana sih? Mau maen tenis meja apa tenis lantai?

Sepupu 3: *men-serve bola ke arahku*
Aku: *melambaikan raket ala Nobita dan meleset.* Entah kenapa aku payah banget kalo disuruh maen olahraga yang bolanya kecil & enteng kaya pingpong & bulutangkis. Sumpah deh, maen bulutangkis yang kayanya gampang banget itu, aku nggak pernah bisa nepok bulunya pas di raket. PASTI meleset, seberapapun gampangnya pukulan itu seharusnya. Kayanya mataku kurang bisa menangkap lokasi si bola dengan tepat atau apa. Setiap kali rasanya udah pas dan udah mukul dengan sekuat tenaga, pasti ternyata cuma mukul angin. --; Kalo tenis aku malah bisa.

Bisa ditebak, permainan itu kacau. Akhirnya aku & sepupu 1 sibuk bergosip sementara sepupu 2 & sepupu 3 maen pingpong ala pemain amatir (tapi masih lebih bagus daripada kami yang cewek2. Sungguh tidak adil betapa cowok SELALU bisa olahraga dengan sekali coba)

21.30 - 22.00

Balik ke rumah. Nongkrong lagi di sofa. Nggak tahu mau ngapain, sementara orang-orang di ruang makan di belakang kami sibuk ngobrol.

Aku: *memandang lemari yang sepertinya tempat TV di depan kami* Eh, kira-kira itu bukanya gimana ya? Kok nggak ada handle-nya?
Sepupu 1: Nggak tau ya.
Aku: Dari atas kali, dipegang pinggirnya..
Sepupu 1: *nyolek sepupu 2 yang lagi sibuk main HP* Eh, menurutmu gimana cara buka itu?
Sepupu 2: *noleh males-malesan* Pake remote-lah..
Aku & sepupu 1: *ngangguk-ngangguk* Oo..
Tanteku di latar belakang: HUAHAHAHAHAHA! *ketawa sambil terus membicarakan entah apa yang sepertinya seru sekali..*
Suara-suara orang di belakang kami bukannya makin pelan malah makin bersemangat.. sepertinya waktu pulang masih akan lama

22.15

Aku: *memandang pohon natal yang terlalu bagus untuk hasil masang sendiri, jadi pasti beli*
Sepupu: *memandang stoples permen*
Aku: *memandang stereo yang mengalunkan lagu-lagu Natal*
Sepupu: *memandang karpet* Menurutmu di bawah karpet itu ada ruang rahasia?
Oom-Entah-Siapa 1: Ini lukisannya bagus ya?
Oom-Entah-Siapa 2: Iya, ini unik... dst dst..

22.20

Aku: *memandang ruang depan*
Sepupu: *memandang kotak TV*
Aku: Bosen banget ya.
Sepupu: Menurutmu di balik lukisan itu ada..
Aku: Brankas?
Sepupu: Bukan.. ruang rahasia.
Aku: --;;;
Oom-Entah-Siapa 2: *masih menjelaskan lukisan* Abad 12... abad 16...

22.30

Aku: *baru inget ada HP* Pinjem HP, dong. Mo maen nyamuk.
Sepupu: Oh iya! *ngeluarin HP, tapi akhirnya malah maen sendiri*
Aku: --;;;;
Tanteku di latar belakang: HUAHAHAHAHAHA!

22.35

Oom-Entah Siapa membuka kotak TV (ternyata, gak perlu remote sama sekali) dan dalam hati bersorak girang.

Oom-Entah-Siapa: *menyodorkan remote* Nih, kalo mau nonton TV ya..
Aku: *tersenyum innocent* Oh iya.. *menunggu sampe dia pergi, lalu langsung menyambar remote*
Sepupu 1: Fear Factor Indonesia! Fear Factor Indonesia!
Aku: *masang RCTI* lagi iklan..
Sepupu 2: Sini! *ganti ke pertandingan bola*
Aku: --;;;
Sepupu 1: Gak asik! *nyoba rebut remote tapi gak berhasil* Aaah.. jangan bola doooooong!
Aku: *mau ganti channel secara manual dari TV tapi pas bediri ngeliat para pelayan (Oya, mereka bahkan sepertinya sewa pelayan. o_O; Bukan pembantu, PELAYAN. Dengan seragam rapi dan segalanya. Lagian cowok semua) pada bediri di belakang kami ikutan nonton...
Aku yang baik hati: *gak tega dan duduk lagi*
Sepupu 1: *pasang muka jutek*
Aku: *pasang muka bosan*

23.00

Para ibu akhirnya memutuskan sudah waktunya untuk pulang. Setelah pamitan dengan jutaan orang dan makan waktu lebih lama daripada waktu penyambutan tadi, aku pun berhasil kabur ke mobil dan menghela nafas lega.

24.00
Mengabadikan semuanya dalam blog ini, kelaperan teringat salmon enak dan Ikan Thai-sesuatu yang luar biasa mantep tadi, dan masih tidak tahu siapa sebenarnya penyelenggara pesta tadi.

Sunday, December 11, 2005

Menge-blog di tengah malam buta.. sekarang pagi dini hari jam 1:41.

...
...

...
...

Niatnya sih mau puitis, tapi gak jadi ah. Lagi ngobrol sama Mel, temen kuliahku yang juga hobi nulis cerita.. hmm.. gimana yah? Harus kuakui, selama 1 semester kuliah aku belom bener-bener punya sahabat baru. Dan terus terang aku udah capek jalan sendirian ke mana-mana. Yeah, akhirnya aku mau juga mengakui keadaanku yang menyedihkan selama enam bulan [!!] ini.. Dan aku pengen punya sahabat baru. Tapi aku ini, seperti yang pernah dibilang oleh seseorang yang pernah sangat berharga bagiku dengan blak-blakan: "Nggak ekspresif!" Dan di situlah masalahku. Aku pengen membuka diri.. ada banyak sekali yang pingin kuceritakan, kubagi, dan kubicarakan dengan teman-teman baruku. Tapi selalu saja pada akhirnya aku cuma bisa diam seribu bahasa.. (tuh kan akhirnya puitis juga). Kenapa ya? Kadang-kadang aku berpikir betapa nggak adilnya aku diciptakan kaya gini. Tapi lalu aku berpikir lagi, nggak bisa nyalahin Tuhan juga dong. Aku harus berjuang untuk ngubah diriku sendiri.. jadi seperti yang aku ingini.

Tanya aja sahabat-sahabatku, bagaimana aku di dekat mereka. Kadang aku bisa dituduh gila, kacau, bahkan narsis kalo lagi sama-sama mereka, sedangkan pada saat yang sama, tanyalah teman-teman baruku di kampus, mungkin nggak sih aku tiba-tiba berkelakuan narsis? Kayanya mereka akan serempak menjawab tidak mungkin. Tapi ya itulah. Aku yang sebenarnya tersembunyi di bawah rasa kurang percaya diri ini. Sebenarnya aku sama seperti mereka semua. Ingin tertawa, ingin berteriak, ingin bercanda. Hanya saja masih ada dinding yang perlu diruntuhkan untuk membuatku bebas melakukan itu semua. Dan seperti yang sudah Mel lihat sendiri, kalau lagi nggak berhadapan muka, aku juga sama seperti orang-orang lainnya kan? Bisa ngobrol dengan wajar dan bisa mengungkapkan apa yang ingin kuungkapkan. Jadi, maukah Mel membantuku meruntuhkan dinding ini? Supaya aku bisa bebas seperti kalau aku ada di dekat sahabat-sahabatku.

Yah.. aku benar-benar berharap semester dua nanti, aku nggak lagi sendirian. Aku harus berubah. Aku nggak mungkin menjadi manusia solitary terus-menerus. Aku akan empat tahun di sana.. kalaupun aku bisa survive enam bulan sendiri.. tidak mungkin aku akan bertahan sampai empat tahun begini terus. Aku nggak akan sanggup. Sekarang aja rasanya udah depresi berat. Ya begitulah.. Mel, aku seneng kita ngobrol hari ini. Itu makin meyakinkanku untuk lebih membuka diri. Dan makin banyak yang kuketahui tentang kamu, makin aku yakin kita bisa jadi teman yang cocok. Jadi kuharap semester dua nanti kita bisa lebih dekat lagi. Okeh? =) Kuharap kamu nggak kabur ketakutan gara-gara semua pengakuan ini. Kejujuran memang berat *sigh*

Btw, aku nggak percaya aku pernah nulis "pacar" dunia mayaku (yeah, technically aku pernah pacaran sama orang yang kutemui di internet, percaya atau nggak) terang-terangan, PAKE NAMA, dan segala ungkapan cinta menggelikan di blog ini. Astaga. Waktu kubaca lagi, aku merasa lagi membaca blog seorang cewek yang terobsesi sama seorang cowok yang belom pernah ditemuinya. Ya ampun. Nggak heran dia langsung kabur tak lama kemudian. Polos banget sih aku dulu?
Desperate Secrets - Secrets of my desperation in life from the past and present

THE DESPERATE

Alias: Cornelia
Age: 19
Gender: Female
Location: Indonesia
Birthdate: 03 Sept 1987
Star Sign: Virgo
Birthstone: Sapphire
Planet: Mercury
Element: Earth
Favorite Color: Lime Green
Obsession: Alias
Occupation: Freelance Translator
University Major: Integrated Marketing Communication
Live Journal: Private Eyes
Graphic Journal: Nocturne Love
Fan Fiction Journal: Three Decades
I am worth $2,045,034

Credits

Design by Ireth Halliwell
Hosted by Blogger
Site Content by Cornelia

Shoutbox



Free Website Counter
Free Website Counter

Powered 
by Blogger