Wednesday, November 29, 2006

The Common Misconception Clarified

Satu hari sebelum Ujian Akhir Semester Bahasa Inggris..

12.00
*SMS masuk*
Wiwin: Nanya dong, bahan ujian Bahasa Inggris dari mana?
Aku: Wah, sori aku gak tau. Kayanya sih dari setelah UTS kecuali vocab..

*merasa bersalah karena tidak bisa membantu*

17.00
*MSN Chat Window muncul*
Cely: Boleh tanya gak? Bahan UAS Inggris dari mana ya?
Aku: Er.. gak tau.. gak nyatet. Seingetku dari setelah UTS, vocabnya gak usah..

*lagi-lagi merasa bersalah karena tidak bisa membantu dan mulai bertanya-tanya kenapa sih orang-orang ini tanya aku?*

19.00
*MSN Chat Window lain muncul*
Fanny: Bahan UAS Inggris dari mana sih?
Aku: ...............
Aku: Aduh, kenapa semuanya nanya gue ^^; Gue gak tau, gak nyatet..

Astagaaa.. kenapa semua orang mengira aku tahu bahan UAS Bahasa Inggris? o_O Maaf ya teman-teman, tapi kalian salah kalo nanya bahan ujian Inggris padaku.. soalnya.. aku... gak pernah belajar. ^^; *ditimpuk massa*

Bukannya sombong atau apa, tapii.. aku pokoknya nggak tahu apa yang mesti dipelajarin.. namanya juga pelajaran Bahasa gitu lho.. jadi bingung juga.. apa ada yang mesti dihapalkan? Rasanya nggak mungkin. Dimengerti? Ya.. itu kan sudah waktu jam kuliah dong. Trus apanya yang mau dipelajarin lagi?

Yah.. memang sih di kelas pada tau aku dapet 100 kemaren, tapi sekali lagi, sebagai klarifikasi, itu tidak berarti aku jadi paling tahu bahan ujian, melainkan sebaliknya.. soalnya aku ini memang pemalas sih.. *kabur sejauh-jauhnya*

Friday, November 17, 2006

Caution: Desperate Entry Ahead

Minggu depan ada tugas buat surat lamaran.. dan aku baru sadar tadi bahwa aku sama sekali nggak tahu aku bakal nulis apa di bagian Objective alias posisi pekerjaan yang aku inginkan. Dalam sebuah survey yang kukerjakan beberapa waktu lalu, ada empat pilihan karir yang kutemukan menjadi minatku:

- Jurnalis
- Penulis skenario film
- Novelis
- Penerjemah

Mengingat sekarang aku sudah punya pekerjaan sebagai penerjemah, jadi itu tidak bisa menjadi Objective surat lamaranku. Dan setelah mengetahui kenyataan dunia jurnalistik yang sebenarnya, aku baru menyadari aku tidak punya mental seorang jurnalis. Mendengarkan cerita-cerita anak jurnal aja bisa bikin aku merinding, apalagi benar-benar melakukannya? Untunglah aku pindah konsentrasi.. yang membuatku tersadar juga bahwa 90% sebab aku memutuskan untuk pindah konsentrasi adalah karena aku bermaksud melarikan diri dari tujuan semula yang kemudian kusadari.. I'm not made for that kind of job. I'm not capable of all the hard work. Ya, aku memang seorang pekerja keras, tapi hanya di bidang yang kusukai. Dan aku sudah memutuskan bahwa dunia jurnalistik yang kubayangkan dengan dunia jurnalistik yang sebenarnya adalah dua dunia yang sama sekali berbeda. Which, again, I'm not prepared for.

Jadi, intinya jurnalis bisa dicoret dari daftar. Yang tersisa adalah penulis skenario film. Aku nggak yakin penulis skenario film perlu melamar kerja, tapi yang pasti novelis tidak membutuhkan surat lamaran. Mungkin novelis memang karir yang paling cocok buatku. Di rumah, in my peaceful setting, in my peaceful loneliness. Without having to deal with a lot of people and all that stressing life stuff. Hidup yang tenang, persis seperti yang kuinginkan. Kelihatannya hanya seperti fantasi saat ini, karena terlalu nyaman, terlalu enak, dan hidup itu nggak pernah seenak itu. Tapi well, aku akan mencoba mewujudkannya. Kalau ada kemauan, pasti ada jalan, kan?

Tapi ini masih tetap tidak menyelesaikan permasalahan tugas surat lamaranku. Kemudian terpikir lagi olehku, apa pekerjaan yang sepertinya sempurna bagiku. Dan terbersitlah satu posisi yang lebih tinggi dari posisiku sekarang: Editor. Aku pernah berpikir aku nggak pengen jadi Editor, karena kerjanya repot. Harus baca buku versi asli, kata per kata, kemudian baca versi terjemahannya. Lalu meng-edit seluruhnya dari awal hingga akhir. Capek banget, dan nggak bisa sambil menikmati ceritanya seperti yang dilakukan seorang penerjemah. Tapi kemudian aku teringat perkataan dosenku tadi pagi... aku ini seorang perfeksionis sejati. (Yang aku masih terheran-heran dari mana dia tau?! Ini agak mengerikan. Masalahnya aku nggak pernah menunjukkan sikap perfeksionis dalam bidang akademik. Sungguh. Aku kan tipe anak-selalu-ranking-tapi-males-banget-dan-sukanya-ngapal-bahan-beberapa-jam-sebelom-ulangan.) Saking perfeksionisnya sampe temen-temen chattingku suka bikin screencap setiap kali aku bikin typo (yang menurut mereka hanya terjadi beberapa tahun sekali) buat barang bukti trus diketawain sepuas-puasnya. Ya, aku memang perfeksionis. Ya, I can relate to Bree Van De Kamp.

Dan editor... editor membutuhkan seseorang yang perfeksionis. Pekerjaan editing adalah pekerjaan menyempurnakan. Pekerjaan editing adalah pekerjaan untuk memastikan segalanya beres, sempurna, tanpa cacat, membereskan bagian-bagian yang salah atau kurang tepat. Editor adalah pekerjaan sempurna untuk seorang perfeksionis. Aku seharusnya menjadi seorang editor. Inikah panggilan hidupku yang sebenarnya?

Tapi... aku harus melamar jadi Editor apaan? Dan tambahan lagi, apa sih yang sedang kukerjakan di jurusan Ilmu Komunikasi?

Monday, November 13, 2006

Challenge Your Intelligence

Buat mereka-mereka yang merasa ingin menantang intelijensi mereka, silakan ikutan permainan menarik bernama The Wicked. Selama beberapa hari terakhir aku dan Ireth sudah berjuang bersama memecahkan setiap levelnya dan sekarang sedang nyangkut di Level 36 Wicked dan Level 12 Wicked Junior. Kalau kamu tertarik dengan mengerjakan puzzle yang membutuhkan kemampuan komputer, coba The Wicked. Kalau kamu tertarik dengan mengerjakan puzzle yang berhubungan dengan permainan kata-kata dan pengetahuan soal phrase-phrase terkenal, coba The Wicked Junior. Dijamin penasaran dan begadang sampe malem untuk menyelesaikannya. Bila terjadi kebotakan awal saya tidak bertanggung-jawab. Tapi lumayan untuk mengasah otak lho.

By the way, menurut buku Gege Mengejar Cinta karya Adhitya Mulya yang sangat aku rekomendasikan untuk mereka yang sedang stres atau sedih dan membutuhkan penghiburan, pergaulan para siswa SMA Jakarta terbagi dalam beberapa kasta.
1. Pacar
2. Sahabat
3. Teman
4. Kenalan
5. Mereka yang tidak penting, namun menjadi sangat penting ketika ulangan
6. Mereka yang namanya tidak penting diingat, namun layak diberikan angkat alis ketika berpapasan jalan
7. Lumut
Nah. Setelah aku coba aplikasikan kasta ini dalam kehidupan kuliah di universitas kaya non sombong, ternyata aku menemukan bahwa aku jelas tidak punya no 1 (karena masih mencari), maupun 7, 6, dan 5 (karena aku kebetulan orang baik). Nomor 4 lumayanlah.. dan nomor 3.. entahlah.. beberapa mungkin. Tidak sampai sepuluh. No 2? Aku baru menyadari bahwa aku juga tidak punya no 2. Kalau definisi sahabat = seseorang yang bisa dibagi segala sesuatu dengannya dan mau membagi segala sesuatu dengan kita. Ternyata aku juga masih mencari sahabat. Aku belum punya sahabat.

Kalau ada yang menganggapku sahabat, tentu aku akan merasa sangat tersanjung. Tapi dengan rendah hati aku mengakui bahwa kurasa aku belum (atau belum layak) menjadi sahabat siapa pun. Well, mencari sahabat memang bukan hal mudah. Apalagi sahabat yang bisa bertahan sepanjang masa, seperti sahabat-sahabatku di SMA. Tapi aku sudah memutuskan untuk nggak menutup diri untuk memastikan bahwa suatu waktu nanti, list nomor dua-ku akan terisi dengan nama seseorang atau beberapa orang. Memang sih, waktu kuliah terasa orang-orang di sekitar kita agak lebih individualis. It's almost like everyone for themselves out there.. tapi kurasa itu memang wajar, ya? Apalagi kalau punya sahabat malah menyebabkan kita tergantung sama mereka, padahal waktu kuliah nge-geng itu nggak mungkin banget karena jalur masing-masing nggak mungkin bisa terus sama.. ada terlalu banyak pilihan untuk dibuat. Tapi aku tetap mencari seorang sahabat. Mudah-mudahan aku akan menemukannya.

Saturday, November 11, 2006

Sweet, Delicate Secrets

Dengan bangga aku mempersembahkan Desperate Secrets Version 5.0 - Delicate.

Kali ini dengan bangga pula aku bisa mengatakan bahwa walaupun kode CSS-nya make bekas yang kemarin, yaitu karya Ireth, tapi untuk memodifikasinya menjadi cocok dengan header yang sekarang semua kulakukan sendiri. Oh ya! Header-nya murni karya saya, lho~ sebagai wujud dari obsesiku yang selama ini (anehnya) belum pernah dituangkan sebagai layout blog. Sydney & Vaughn (ALIAS), OTP (One True Pairing) sepanjang masa. Tema "Delicate" diambil dari nuansa Season 3 yang dipenuhi dengan kerumitan dan kedekatan rahasia antara keduanya dengan diiringi lagu berjudul sama yang dibawakan oleh Damien Rice. Sebagian liriknya-lah yang dipasang di header di atas sana itu. Kalo ada yang tertarik pengen denger lagunya kapan-kapan aku upload-in. Tapi ini khusus pecinta lagu mellow soalnya lagunya slow berat dan bisa bikin ngantuk.

Omong-omong soal mellow, kapan sih hujan bakalan mulai turun? Sebagai tipe orang penghuni tempat dingin dan sangat tidak cocok hidup di negara tropis karena benci panas tapi entah kenapa dilahirkan di Indonesia, aku bener-bener capek liatin cuaca panas panas dan panas terus. Bosen banget sih. Nggak ada romantis-romantisnya deh. (Bukannya aku punya orang untuk diajak berromantis-ria atau apa) Lagipula ini kan udah bulan November, astaga. Kalo masih belom hujan juga, kapan dong?

Terus... gak tau mau nulis apa lagi. Pikiran lagi macet gara-gara stres mikirin tugas bertumpuk dan UAS yang tinggal 2 minggu lagi. Sedangkan badan lagi sakit-sakit karena penyakit bulanan. Jadi yang ingin kulakukan hanyalah meringkuk di suatu tempat yang nyaman dan tidur yang lamaaaaaa ditemani rintik hujan di luar jendela..

Oke. Mulai nggak jelas, and kind of too much information. Lebih baik kuakhiri di sini saja.. dan ya, aku tahu, blog ini jadi mirip banget dengan blog Droo yang dulu, tapi ini gara-gara desainernya sama. Bukannya aku mau niru-niru. *cepat-cepat disclaimer sebelum Droo keburu GR*
Desperate Secrets - Secrets of my desperation in life from the past and present

THE DESPERATE

Alias: Cornelia
Age: 19
Gender: Female
Location: Indonesia
Birthdate: 03 Sept 1987
Star Sign: Virgo
Birthstone: Sapphire
Planet: Mercury
Element: Earth
Favorite Color: Lime Green
Obsession: Alias
Occupation: Freelance Translator
University Major: Integrated Marketing Communication
Live Journal: Private Eyes
Graphic Journal: Nocturne Love
Fan Fiction Journal: Three Decades
I am worth $2,045,034

Credits

Design by Ireth Halliwell
Hosted by Blogger
Site Content by Cornelia

Shoutbox



Free Website Counter
Free Website Counter

Powered 
by Blogger