The Blog's Big Change
Akhirnya!! Aku sudah memutuskan untuk merubah blog ini jadi berbahasa Indonesia.. kenapa? Karena barusan aku baca-baca lagi Daily Parchment-ku (or not so daily, for that matter) di Aestera.Net dan.. aku sangat menyukainya. Yep, aku suka sekali postingan-postinganku dulu yang bergaya Chicklit itu! Dan itulah sebabnya aku juga akan meneruskannya di sini. Kenapa? Karena ini adalah betul-betul blogku sendiri, semacam website pribadi yang sudah dibuat dengan susah payah (well, tidak sesusah payah itu sih, tapi tetap saja) dan kenapa tidak digunakan untuk menampung dan menyimpan postingan-postingan yang berbobot itu? Yeah, terus terang saja, postingan-postinganku di Inside A Fragile Heart itu ternyata terdengar jauh lebih smart, meskipun kadang sedikit sinis, dan jelas lebih banyak orang yang enjoy membacanya dan mengomentarinya. Percaya tidak aku bisa ketawa baca postinganku sendiri zaman dulu? Dan juga beberapa kali dibuat berpikir 'Hah, kok dulu aku bisa punya pikiran begini ya?' Rasanya dulu pemikiran-pemikiranku jauh lebih bagus dan bermutu daripada isi pemikiran di postingan-postinganku yang sekarang. Jadi! Itu semua ditambah melihat blog Droo yang begitu jujur dan sederhana dan.. jujur saja, kejujuran dan kesederhanaan itu malah membuat blog itu jadi begitu enjoy dibaca (aku belum melewatkan satu postingan pun, lho!). Aku benar-benar salut pada blog itu, dan aku doakan berhasil di-publish juga ya! Soalnya isinya benar-benar bagus dan menghibur. Aku iri karena dia bisa mengungkapkan semuanya dengan penuh kejujuran, bahkan ke orang-orang yang dia tahu juga baca blog itu. Terus berjuang, Droo!
Dan inilah aku. Mencoba untuk melakukan hal yang sama dengan blogku. Bukan mencontek, hanya mencoba kembali jadi diriku yang dulu, yang jujur pada blogku dan mengisinya bukan hanya dengan keluhan-keluhan tak bermutu. Dan ya, dengan bahasa Indonesia, karena aku mengagumi gaya bahasa Chicklit terjemahan dan masih akan memakainya. Itu artinya bahasa Indonesia yang baik dan benar (walaupun tidak sekaku itu sih..) dan mungkin sedikit kesinisan di sana-sini..
Tahu kenapa aku begitu susah untuk mengubah blog ini jadi bahasa Indonesia? Alasan utamanya adalah karena aku tidak biasa ber-lo-gue, jadi akan seperti membohongi diri sendiri kalau ber-lo-gue di blog ini. Kemungkinan akulah satu-satunya anak umur 18 tahun yang percakapan utamanya masih menggunakan aku-kamu, dan hanya ber-lo-gue kalau harus menyesuaikan dengan keadaan. Melihat anak-anak SD zaman sekarang yang sejak SD (bahkan mungkin TK?) sudah ber-lo-gue.. cuma bisa geleng-geleng kepala deh. Itulah yang tidak kusukai dari Jakarta. Budaya lo-gue itu. Entah kenapa. Itulah sebabnya aku lebih nyaman pake bahasa Inggris. Karena semuanya sama rata. You and I, tidak ada lo-gue, aku-kamu, saya-anda. Padahal dari pengalaman menerjemahkan dua buku sejauh ini, bahasa Indonesia sangat tidak ekspresif (coba terjemahkan "You've outdone yourself", "I can't stand it", atau "How are you holding up?" dengan bahasa Indonesia yang tepat? Atau coba terjemahkan "I hate it. I loathe it. I detest, despise, and abhor it." Masa aku harus tulis: "Aku membencinya. Aku membencinya. Aku membencinya, membencinya, dan membencinya."? Karena itulah yang tertulis di kamus sebagai arti dari kelima kata yang berlainan itu) Tapi kenapa kalau dalam masalah kata ganti, tiba-tiba bahasa Indonesia bisa jadi ekspresif?
Anyway. Hari ini adalah hari yang menyenangkan. Kumpul lagi sama beberapa teman lama dari SMP [!! bukan SMA lho] dan jalan ke PIM. Yang pertama dateng adalah Nindy (yeah, aku akan mulai menyebut nama teman-temanku di sini!! Bersiaplah buat orang-orang yang mengenalku untuk disebutkan), si cewek-yang-dulu-perasaan-pendiem-tapi-sejak-entah-kapan-jadi-cerewet-dan-berisiknya-minta-ampun yang SMAnya di 70 gara-gara mamanya Kepala Sekolah TM dan mau menghindari situasi yang tidak enak kalau-nilai-bagus-dituduh-KKN-kalau-nilai-jelek-dituduh-bikin-malu-sekolah. Datengnya terlambat hampir satu jam-an pula. Dan karena kami sama-sama belum makan, akhirnya ke PIM 2 untuk makan di Frankfurter bertiga sama Vera yang seperti biasa kujemput duluan. Kami duduk di sana selama 2 jam. Apa saja yang kami lakukan? Ketawa, ngobrol, dan.. makan tentunya. Si Nindy menghabiskan setengah jam sendiri buat pesen makanannya malah. Sampai salah satu pelayannya hapal sama dia dan pura-pura kesel setelah kesekian kalinya disuruh mengganti pesanan. Anyway. Apa saja yang kami obrolkan sampai dua jam? Mengenang masa lalu, lucunya. Dan ternyata, mengingat kembali masa-masa SD, ada banyak sekali kekonyolan yang bikin kami ketawa sampai perut sakit dan ditonton semua orang ("Nih tiga cewek udah ribut abis, kalo pesen rese, gak pergi-pergi pula!")
Misalnya pengakuan Nindy bahwa aku pernah memusuhinya gara-gara main karet (yang sempat jadi trend anak SD) dan bahwa aku menulisnya di diarynya (dulu juga ada trend tuker-tukeran diary) padahal aku sama sekali tidak punya ingatan itu o_O; Atau gosip tentang cowok yang suka Nindy yang sudah diakui cowok itu dengan cara yang so sweet. Atau kekonyolan-kekonyolan yang dilakukan gebetanku waktu SD yang membuatnya betul-betul jadi cowok yang masih 'lovable' untukku sampai sekarang (ha! yang ini tidak akan kusebutkan namanya). Serius deh, cowok ini adalah cinta pertamaku yang tidak akan pernah hilang dari ingatan. Momen-momen indah itu.. waktu dia pura-pura menonjokku dan dimarahin guru karenanya (padahal aku sih tidak keberatan), waktu dia minta nomer teleponku dan membuatku deg-degan sepanjang hari itu menunggu teleponnya (dan akhirnya dia tidak meneleponku dan hasilnya? Besoknya terjadi kekacauan di kelompok PKK kami gara-gara dia bawa 'beras' dan bukannya 'tepung beras', yang begitu dia menyalahkanku Nindy langsung membelaku "Dia bilang tepung beras, kok!" padahal Nindy sendiri nggak bener-bener denger aku bilang apa tapi cuma melakukannya demi menyelamatkan harga diriku, tapi hei, aku benar-benar bilang tepung beras, lho. Dan ya, cowok cute ini memang ikut PKK), waktu terjadi ledek-ledekan yang membuat kami menemukan julukan yang pas buatnya, waktu adegan foto bersama 3 SMP yang menjadi momen yang sangat 'priceless', waktu adegan rem mendadak di anter-jemputnya yang membuatnya hampir ciuman sama Nindy (yang membuatku sangat jealous waktu mendengarnya), dan sejuta kenangan indah lainnya yang tidak bakal kulupakan.
Mengingatkanku betapa masa SMP dulu begitu indah.. dan ya, masa SMA juga sangat indah. Dan sekarang aku sudah kehilangan itu semua. Kuliah memang enak, dilihat dari sedikitnya jam pelajaran dan tidak adanya ulangan harian. Tapi teman-temanku sejak SD, dan sejuta kenangan di sekolah yang sudah kutempati selama 12 tahun... semua itu adalah hal yang tidak bisa kualami lagi. Betul bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya.. aku ingat betapa dulu aku ingin cepat-cepat menyelesaikan sekolah, betapa aku mengeluhkan jam-jam sekolah yang tiada habisnya.. sekarang yang kuinginkan hanyalah mengulang semuanya itu lagi dari awal. Ya, dulu teman-temanku sudah memperingatkanku, jangan sia-siakan masa-masa itu dan nikmatilah selagi masih bisa, tapi aku tentu saja tidak mendengarkannya. Sekarang mereka semua bisa mengatakan 'I told you so', dan aku akan menerimanya dengan ikhlas..
Setelah makan, acara uber-uberan dengan Mega, Ika, dan Ruth pun dimulai. Pertama-tama mereka dibilang ada di PIM 1, tepatnya di Hammer. Kami bertiga dari PIM 2 menuju ke sana. Sampai sana tidak tampak seorangpun. SMS lagi. Katanya ada di Country Fiesta. Bodohnya aku dan Nindy sama-sama mengira itu restoran Fiesta Steak dan bukannya toko baju, dan akhirnya tidak ketemu lagi. SMS lagi. Kali ini katanya ada di City Surf PIM 2. Balik lagi ke sana dan bertekad kalau masih belum ketemu juga akan membunuh mereka yang seenaknya berpindah-pindah tempat. Sampai sana, jelas. Tidak ada. Akhirnya kami bertiga duduk di Food Court dan menunggu mereka yang datang. Ketemu juga akhirnya. Baru jalan berdelapan digabung dengan Tya dan Tara yang muncul entah dari mana. Baru ngerasain jalan bareng 'cewek' yang sebenarnya, keluar masuk toko baju dan meneriaki semua benda lucu yang dilewati. Hehe. Maklum aku belanjanya cuma buku.
Habis itu pulang jam setengah tujuh malam. Dan tahu tidak, begitu aku pulang Mega kirim SMS, katanya cowok cakep yang sama-sama jadi gebetan kami waktu di kelas 3 (ra-ha-si-a, kalau kusebutkan bisa dibunuh Mega. Tapi jangan-jangan menyebutkan namanya di sinipun aku sudah bakal dibunuhnya?) lagi jalan sama ceweknya. AKU JUGA MAU!! Well, tanpa bagian "sama ceweknya" sih. Aaah... rasanya gimana ya jadi ceweknya cowok sekeren itu? Rasanya memikirkannya saja sudah bikin meleleh... anyway. Kok aku tidak berjodoh gitu ya? Sebodo ah. Terlalu banyak cowok. Pusing.
Berburu CD soundtrack "Apa Artinya Cinta" (udah pada nonton belom? Ini pelepas stres yang bagus BANGET. Lebih lucu daripada Eiffel I'm in Love. Suka kaku sih dialognya dan masih kayanya sedikit dibuat-buat tapi sumpah, LUCU BANGET. ("Kenapa lo gak jadi nyatain perasaan lo waktu itu?" "Gara-gara dia jatoh dari mobil. Sampe kecemplung di air." PLEASE DEH. Bagian kecemplungnya gak penting gitu lho) Dan kelewat hiperbolis (Tapi justru itu lucunya) Dan romantis. Dan lagu-lagunya bagus, which explains why I want it). Tapi di mana-mana HABIS. Akhirnya berhasil nemu kasetnya di EzyBuy PIM 2, tapi CDnya pun habis. Masalahnya tape baruku cuma bisa masang CD (ck..ck..ck.. teknologi zaman sekarang) jadi akupun terpaksa pasrah menunggu stok baru CDnya keluar.. (Kalau ada yang liat tolong beliin!) Btw, sebetulnya sih nonton AAC gara-gara ada Mischa, temen seangkatan kami (well, tadinya seangkatan) yang main di situ. Jadi kami ceritanya mau menunjukkan solidaritas dan dukungan begitu. Bukan pemeran utama sih, tapi udah lumayan ngetop tuh anak bareng kembarannya si Marcel yang sekarang kuliah di PH juga (btw, kemaren aku disapa dia loh. Hahaha.. boleh dong bangga! Cewek-cewek laen kan rebutan pengen kenalan. Aku? Dia yang menyapaku. Punya temen artis emang susah.)
Dan lihat betapa panjangnya postingan bahasa Indonesiaku? Kuharap perubahan ini betul-betul membuat blogku jadi lebih baik dan bisa dinikmati. Walaupun sekarang temen-temen chattingku yang dari luar negeri tidak bisa membacanya lagi.. ^^ tak papalah. Setidaknya sekarang temen-temen sekelasku dan temen-temen chat Indonesiaku bisa menikmatinya.. dan siapa tahu blogku jadi bisa populer seperti blog Droo.. hehe.. btw aku mengiklankan blogmu banyak sekali di sini loh, bro, bagaimana kalau kau iklankan blogku juga di blogmu yang populer itu? =p
Ya sudahlah. Hari ini segini dulu. Pengennya cerita lebih banyak tapi masih belum terbiasa kembali dengan gaya chicklit ini. Kadang-kadang pengen dicampur bahasa gaul pula. Ah, memusingkan sekale. Semoga blog saya jadi lebih populer, amin.
Dan inilah aku. Mencoba untuk melakukan hal yang sama dengan blogku. Bukan mencontek, hanya mencoba kembali jadi diriku yang dulu, yang jujur pada blogku dan mengisinya bukan hanya dengan keluhan-keluhan tak bermutu. Dan ya, dengan bahasa Indonesia, karena aku mengagumi gaya bahasa Chicklit terjemahan dan masih akan memakainya. Itu artinya bahasa Indonesia yang baik dan benar (walaupun tidak sekaku itu sih..) dan mungkin sedikit kesinisan di sana-sini..
Tahu kenapa aku begitu susah untuk mengubah blog ini jadi bahasa Indonesia? Alasan utamanya adalah karena aku tidak biasa ber-lo-gue, jadi akan seperti membohongi diri sendiri kalau ber-lo-gue di blog ini. Kemungkinan akulah satu-satunya anak umur 18 tahun yang percakapan utamanya masih menggunakan aku-kamu, dan hanya ber-lo-gue kalau harus menyesuaikan dengan keadaan. Melihat anak-anak SD zaman sekarang yang sejak SD (bahkan mungkin TK?) sudah ber-lo-gue.. cuma bisa geleng-geleng kepala deh. Itulah yang tidak kusukai dari Jakarta. Budaya lo-gue itu. Entah kenapa. Itulah sebabnya aku lebih nyaman pake bahasa Inggris. Karena semuanya sama rata. You and I, tidak ada lo-gue, aku-kamu, saya-anda. Padahal dari pengalaman menerjemahkan dua buku sejauh ini, bahasa Indonesia sangat tidak ekspresif (coba terjemahkan "You've outdone yourself", "I can't stand it", atau "How are you holding up?" dengan bahasa Indonesia yang tepat? Atau coba terjemahkan "I hate it. I loathe it. I detest, despise, and abhor it." Masa aku harus tulis: "Aku membencinya. Aku membencinya. Aku membencinya, membencinya, dan membencinya."? Karena itulah yang tertulis di kamus sebagai arti dari kelima kata yang berlainan itu) Tapi kenapa kalau dalam masalah kata ganti, tiba-tiba bahasa Indonesia bisa jadi ekspresif?
Anyway. Hari ini adalah hari yang menyenangkan. Kumpul lagi sama beberapa teman lama dari SMP [!! bukan SMA lho] dan jalan ke PIM. Yang pertama dateng adalah Nindy (yeah, aku akan mulai menyebut nama teman-temanku di sini!! Bersiaplah buat orang-orang yang mengenalku untuk disebutkan), si cewek-yang-dulu-perasaan-pendiem-tapi-sejak-entah-kapan-jadi-cerewet-dan-berisiknya-minta-ampun yang SMAnya di 70 gara-gara mamanya Kepala Sekolah TM dan mau menghindari situasi yang tidak enak kalau-nilai-bagus-dituduh-KKN-kalau-nilai-jelek-dituduh-bikin-malu-sekolah. Datengnya terlambat hampir satu jam-an pula. Dan karena kami sama-sama belum makan, akhirnya ke PIM 2 untuk makan di Frankfurter bertiga sama Vera yang seperti biasa kujemput duluan. Kami duduk di sana selama 2 jam. Apa saja yang kami lakukan? Ketawa, ngobrol, dan.. makan tentunya. Si Nindy menghabiskan setengah jam sendiri buat pesen makanannya malah. Sampai salah satu pelayannya hapal sama dia dan pura-pura kesel setelah kesekian kalinya disuruh mengganti pesanan. Anyway. Apa saja yang kami obrolkan sampai dua jam? Mengenang masa lalu, lucunya. Dan ternyata, mengingat kembali masa-masa SD, ada banyak sekali kekonyolan yang bikin kami ketawa sampai perut sakit dan ditonton semua orang ("Nih tiga cewek udah ribut abis, kalo pesen rese, gak pergi-pergi pula!")
Misalnya pengakuan Nindy bahwa aku pernah memusuhinya gara-gara main karet (yang sempat jadi trend anak SD) dan bahwa aku menulisnya di diarynya (dulu juga ada trend tuker-tukeran diary) padahal aku sama sekali tidak punya ingatan itu o_O; Atau gosip tentang cowok yang suka Nindy yang sudah diakui cowok itu dengan cara yang so sweet. Atau kekonyolan-kekonyolan yang dilakukan gebetanku waktu SD yang membuatnya betul-betul jadi cowok yang masih 'lovable' untukku sampai sekarang (ha! yang ini tidak akan kusebutkan namanya). Serius deh, cowok ini adalah cinta pertamaku yang tidak akan pernah hilang dari ingatan. Momen-momen indah itu.. waktu dia pura-pura menonjokku dan dimarahin guru karenanya (padahal aku sih tidak keberatan), waktu dia minta nomer teleponku dan membuatku deg-degan sepanjang hari itu menunggu teleponnya (dan akhirnya dia tidak meneleponku dan hasilnya? Besoknya terjadi kekacauan di kelompok PKK kami gara-gara dia bawa 'beras' dan bukannya 'tepung beras', yang begitu dia menyalahkanku Nindy langsung membelaku "Dia bilang tepung beras, kok!" padahal Nindy sendiri nggak bener-bener denger aku bilang apa tapi cuma melakukannya demi menyelamatkan harga diriku, tapi hei, aku benar-benar bilang tepung beras, lho. Dan ya, cowok cute ini memang ikut PKK), waktu terjadi ledek-ledekan yang membuat kami menemukan julukan yang pas buatnya, waktu adegan foto bersama 3 SMP yang menjadi momen yang sangat 'priceless', waktu adegan rem mendadak di anter-jemputnya yang membuatnya hampir ciuman sama Nindy (yang membuatku sangat jealous waktu mendengarnya), dan sejuta kenangan indah lainnya yang tidak bakal kulupakan.
Mengingatkanku betapa masa SMP dulu begitu indah.. dan ya, masa SMA juga sangat indah. Dan sekarang aku sudah kehilangan itu semua. Kuliah memang enak, dilihat dari sedikitnya jam pelajaran dan tidak adanya ulangan harian. Tapi teman-temanku sejak SD, dan sejuta kenangan di sekolah yang sudah kutempati selama 12 tahun... semua itu adalah hal yang tidak bisa kualami lagi. Betul bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya.. aku ingat betapa dulu aku ingin cepat-cepat menyelesaikan sekolah, betapa aku mengeluhkan jam-jam sekolah yang tiada habisnya.. sekarang yang kuinginkan hanyalah mengulang semuanya itu lagi dari awal. Ya, dulu teman-temanku sudah memperingatkanku, jangan sia-siakan masa-masa itu dan nikmatilah selagi masih bisa, tapi aku tentu saja tidak mendengarkannya. Sekarang mereka semua bisa mengatakan 'I told you so', dan aku akan menerimanya dengan ikhlas..
Setelah makan, acara uber-uberan dengan Mega, Ika, dan Ruth pun dimulai. Pertama-tama mereka dibilang ada di PIM 1, tepatnya di Hammer. Kami bertiga dari PIM 2 menuju ke sana. Sampai sana tidak tampak seorangpun. SMS lagi. Katanya ada di Country Fiesta. Bodohnya aku dan Nindy sama-sama mengira itu restoran Fiesta Steak dan bukannya toko baju, dan akhirnya tidak ketemu lagi. SMS lagi. Kali ini katanya ada di City Surf PIM 2. Balik lagi ke sana dan bertekad kalau masih belum ketemu juga akan membunuh mereka yang seenaknya berpindah-pindah tempat. Sampai sana, jelas. Tidak ada. Akhirnya kami bertiga duduk di Food Court dan menunggu mereka yang datang. Ketemu juga akhirnya. Baru jalan berdelapan digabung dengan Tya dan Tara yang muncul entah dari mana. Baru ngerasain jalan bareng 'cewek' yang sebenarnya, keluar masuk toko baju dan meneriaki semua benda lucu yang dilewati. Hehe. Maklum aku belanjanya cuma buku.
Habis itu pulang jam setengah tujuh malam. Dan tahu tidak, begitu aku pulang Mega kirim SMS, katanya cowok cakep yang sama-sama jadi gebetan kami waktu di kelas 3 (ra-ha-si-a, kalau kusebutkan bisa dibunuh Mega. Tapi jangan-jangan menyebutkan namanya di sinipun aku sudah bakal dibunuhnya?) lagi jalan sama ceweknya. AKU JUGA MAU!! Well, tanpa bagian "sama ceweknya" sih. Aaah... rasanya gimana ya jadi ceweknya cowok sekeren itu? Rasanya memikirkannya saja sudah bikin meleleh... anyway. Kok aku tidak berjodoh gitu ya? Sebodo ah. Terlalu banyak cowok. Pusing.
Berburu CD soundtrack "Apa Artinya Cinta" (udah pada nonton belom? Ini pelepas stres yang bagus BANGET. Lebih lucu daripada Eiffel I'm in Love. Suka kaku sih dialognya dan masih kayanya sedikit dibuat-buat tapi sumpah, LUCU BANGET. ("Kenapa lo gak jadi nyatain perasaan lo waktu itu?" "Gara-gara dia jatoh dari mobil. Sampe kecemplung di air." PLEASE DEH. Bagian kecemplungnya gak penting gitu lho) Dan kelewat hiperbolis (Tapi justru itu lucunya) Dan romantis. Dan lagu-lagunya bagus, which explains why I want it). Tapi di mana-mana HABIS. Akhirnya berhasil nemu kasetnya di EzyBuy PIM 2, tapi CDnya pun habis. Masalahnya tape baruku cuma bisa masang CD (ck..ck..ck.. teknologi zaman sekarang) jadi akupun terpaksa pasrah menunggu stok baru CDnya keluar.. (Kalau ada yang liat tolong beliin!) Btw, sebetulnya sih nonton AAC gara-gara ada Mischa, temen seangkatan kami (well, tadinya seangkatan) yang main di situ. Jadi kami ceritanya mau menunjukkan solidaritas dan dukungan begitu. Bukan pemeran utama sih, tapi udah lumayan ngetop tuh anak bareng kembarannya si Marcel yang sekarang kuliah di PH juga (btw, kemaren aku disapa dia loh. Hahaha.. boleh dong bangga! Cewek-cewek laen kan rebutan pengen kenalan. Aku? Dia yang menyapaku. Punya temen artis emang susah.)
Dan lihat betapa panjangnya postingan bahasa Indonesiaku? Kuharap perubahan ini betul-betul membuat blogku jadi lebih baik dan bisa dinikmati. Walaupun sekarang temen-temen chattingku yang dari luar negeri tidak bisa membacanya lagi.. ^^ tak papalah. Setidaknya sekarang temen-temen sekelasku dan temen-temen chat Indonesiaku bisa menikmatinya.. dan siapa tahu blogku jadi bisa populer seperti blog Droo.. hehe.. btw aku mengiklankan blogmu banyak sekali di sini loh, bro, bagaimana kalau kau iklankan blogku juga di blogmu yang populer itu? =p
Ya sudahlah. Hari ini segini dulu. Pengennya cerita lebih banyak tapi masih belum terbiasa kembali dengan gaya chicklit ini. Kadang-kadang pengen dicampur bahasa gaul pula. Ah, memusingkan sekale. Semoga blog saya jadi lebih populer, amin.
1 Comments:
hey! gila postingannya panjang banget!! XD gw juga lagi pngen meningkatkan bahasa indo gw.. ^^
btw, gw maw nangeepin soal "punya temen artis".. BENER BANGET TUH! berasa special banget kalo kita kenal sm org terkenalm trus tu org nyapa dan ga sombong sama kita.. hauhauhua.. mayan bsia dibangga2in.. XP
kita harus mnenjaga hubungan baik dengan mereka.. huhuhu
Post a Comment
<< Home