Sibling Rivalry
Aku dan sepupuku boleh dibilang suka bersaing. Kami nggak pernah menyatakannya secara langsung, tentu saja, bahkan kami sebenarnya akrab sekali, dan aku nggak ngerti gimana awalnya, pokoknya itu terjadi begitu saja. Awalnya aku punya HP Nokia 3310. Itu waktu aku SMP, kalau tak salah. Lalu tiba-tiba sepupuku ikutan punya HP, padahal waktu itu dia masih SD. Lupa tipenya apa. Aku kaget. Tapi ini belum apa-apa. Waktu aku ganti jadi 8310, tak lama kemudian tiba-tiba dia ikutan ganti jadi salah satu tipe yang berwarna (8310 kan layarnya masih hitam-putih). Kali ini aku benar-benar shock. Mengingat kakaknya saja, yang udah SMA, modelnya lebih kuno daripada dia. Lalu karena bosan dengan layar hitam-putih (dan pada tahap ini mulai merasakan aura persaingan juga), aku ganti lagi ke 6100, yang lebih modern daripada miliknya waktu itu.
Secara tidak sadar, karena merasa terus disaingi, aku jadi tidak sabar pengen memamerkan HP baruku itu. Benar saja, begitu melihatnya dia langsung terkagum-kagum dan suka sekali memainkannya. Aku tahu pola itu akan terulang kembali tak lama lagi... dan dengan tidak sabar menunggu gerakannya berikutnya. Tiba-tiba dia ganti ke.. er.. tak yakin tipenya apa, tapi yang ada kameranya itu, warna defaultnya putih kalau nggak salah. Pada detik ini aku sudah betul-betul yakin dia memang bermaksud menyaingiku. Akhirnya, beberapa waktu kemudian secara sambil lalu aku bilang ke papaku aku pengen juga 7610, tapi kok mahal ya? (Aku serius bilang mahal waktu itu, aku tidak bermaksud minta saat itu juga) Tiba-tiba saja...
Sore itu juga papaku ngajak aku ke Nokia untuk melihat Nokia 7610. Aku shock. Serius. Maksudku, aku tadi kan cuma bilang sambil lalu. Tiba-tiba dia sudah berniat membelikannya. Aku jadi ngeri membayangkan kalau aku shopaholic seperti Rebecca dalam Seri Shopaholic-nya Sophie Kinsella. Berbahaya sekali punya papa seperti itu kalau kau tukang belanja. Bagaimana kalau aku secara sambil lalu bilang pingin punya jet pribadi, atau pulau, dan tiba-tiba besoknya sudah ada? Benar-benar menakutkan.
Anyway, pada akhirnya kami memang membeli HP itu. Dan dengan puas aku memamerkannya ke sepupuku, yang bisa ditebak langsung histeris (well, oke, tidak histeris, tapi pokoknya aku bisa melihat dia sadar bahwa dia sudah kalah... lagi). Sampai hari ini dia belum memperbaharui HPnya lagi, dan terus terang kalaupun dia melakukannya, aku nggak berniat memperbaharui HPku karena aku cinta 7610. Lagipula aku sama sekali bukan tipe orang seperti itu kok. Astaga, sama sekali tidak. Aku bukan orang-orang sombong tukang pamer yang suka membanding-bandingkan berapa karat berlian mereka atau apa. Aku ganti HP kalau memang sudah ketinggalan jaman sekali. Maksudku, kalau aku masih bawa-bawa Nokia 3310 sampai sekarang, itu kan seperti hidup di zaman prasejarah. Dan oke, aku memang sedikit terpengaruh semangat bersaing itu juga, tapi itu kan dia yang mulai. Aku harus mengakui, aku orang yang ber-ego tinggi dan kalau ada orang yang coba menyaingi aku, aku pasti akan memenuhi 'tantangannya'. Tapi aku tidak pernah mulai duluan, sungguh. Dan aku juga nggak akan sampai batas nggak wajar hanya demi mengalahkan 'lawan'. Aku ini pada dasarnya agak pelit, lho.
Omong-omong, kakak sepupuku itu sekarang masuk universitas yang sama denganku juga. Entah karena memang pingin entah karena untuk menyaingiku (bukannya GR, hanya terlintas di pikiran saja, mengingat sejarah kedua keluarga selama ini. Kapan itu aku dibelikan layar komputer baru dan tak lama kemudian mereka juga punya. See? It runs in the family). Kalau untuk menyaingiku, jujur aku merasa kasihan. Karena aku SAMA SEKALI tidak bangga kuliah di sana. Bahkan, aku akan menyarankan agar semua orang jauh-jauh dari sana. Jadi aku benar-benar berharap itu bukan alasannya, karena itu berarti buang-buang uang saja.
Nah, tadi mereka datang. Dan ternyata sang sepupu punya potongan rambut baru. Dengan poni miring manis dan rambut sedikit bergelombang YANG SANGAT KUINGINKAN. Ini sama sekali bukan usaha menyaingiku, aku tahu, karena dia mana tahu kalau aku pingin potongan rambut seperti itu. Tapi aku merasa kesel juga, karena SETIAP KALI aku pergi ke salon, aku nggak pernah keluar dan merasa "Ini potongan rambut yang kuinginkan!" melainkan selalu bertanya-tanya "KOK BEGINI?!"
Apa sih yang salah denganku? Serius deh. Apa sih susahnya meniru potongan rambut di gambar? Aku sudah menjelaskan bahwa aku pingin poni miring untuk menciptakan penampilan baru. Tapi aku keluar dari sana dengan poni lurus sebatas jidat yang mirip kepala boneka anak kecil dari Cina. Tinggal tambahkan cepol saja. Lalu dulu waktu aku pingin rambut bergelombang, aku mendapatkan rambut SUPER KERITING yang mengerikan. Untung saja rambutku sangat lurus dan sangat mudah kembali ke asal walaupun pengeritingannya makan waktu berjam-jam. Potongan rambutku tidak pernah benar.
Dan tadi, sepupuku terlihat sangat manis dengan potongan rambutku (atau setidaknya yang seharusnya kumiliki). Kurasa kali ini aku merasa, walaupun dia justru tidak bermaksud begitu, akhirnya dia berhasil mengalahkanku.
Secara tidak sadar, karena merasa terus disaingi, aku jadi tidak sabar pengen memamerkan HP baruku itu. Benar saja, begitu melihatnya dia langsung terkagum-kagum dan suka sekali memainkannya. Aku tahu pola itu akan terulang kembali tak lama lagi... dan dengan tidak sabar menunggu gerakannya berikutnya. Tiba-tiba dia ganti ke.. er.. tak yakin tipenya apa, tapi yang ada kameranya itu, warna defaultnya putih kalau nggak salah. Pada detik ini aku sudah betul-betul yakin dia memang bermaksud menyaingiku. Akhirnya, beberapa waktu kemudian secara sambil lalu aku bilang ke papaku aku pengen juga 7610, tapi kok mahal ya? (Aku serius bilang mahal waktu itu, aku tidak bermaksud minta saat itu juga) Tiba-tiba saja...
Sore itu juga papaku ngajak aku ke Nokia untuk melihat Nokia 7610. Aku shock. Serius. Maksudku, aku tadi kan cuma bilang sambil lalu. Tiba-tiba dia sudah berniat membelikannya. Aku jadi ngeri membayangkan kalau aku shopaholic seperti Rebecca dalam Seri Shopaholic-nya Sophie Kinsella. Berbahaya sekali punya papa seperti itu kalau kau tukang belanja. Bagaimana kalau aku secara sambil lalu bilang pingin punya jet pribadi, atau pulau, dan tiba-tiba besoknya sudah ada? Benar-benar menakutkan.
Anyway, pada akhirnya kami memang membeli HP itu. Dan dengan puas aku memamerkannya ke sepupuku, yang bisa ditebak langsung histeris (well, oke, tidak histeris, tapi pokoknya aku bisa melihat dia sadar bahwa dia sudah kalah... lagi). Sampai hari ini dia belum memperbaharui HPnya lagi, dan terus terang kalaupun dia melakukannya, aku nggak berniat memperbaharui HPku karena aku cinta 7610. Lagipula aku sama sekali bukan tipe orang seperti itu kok. Astaga, sama sekali tidak. Aku bukan orang-orang sombong tukang pamer yang suka membanding-bandingkan berapa karat berlian mereka atau apa. Aku ganti HP kalau memang sudah ketinggalan jaman sekali. Maksudku, kalau aku masih bawa-bawa Nokia 3310 sampai sekarang, itu kan seperti hidup di zaman prasejarah. Dan oke, aku memang sedikit terpengaruh semangat bersaing itu juga, tapi itu kan dia yang mulai. Aku harus mengakui, aku orang yang ber-ego tinggi dan kalau ada orang yang coba menyaingi aku, aku pasti akan memenuhi 'tantangannya'. Tapi aku tidak pernah mulai duluan, sungguh. Dan aku juga nggak akan sampai batas nggak wajar hanya demi mengalahkan 'lawan'. Aku ini pada dasarnya agak pelit, lho.
Omong-omong, kakak sepupuku itu sekarang masuk universitas yang sama denganku juga. Entah karena memang pingin entah karena untuk menyaingiku (bukannya GR, hanya terlintas di pikiran saja, mengingat sejarah kedua keluarga selama ini. Kapan itu aku dibelikan layar komputer baru dan tak lama kemudian mereka juga punya. See? It runs in the family). Kalau untuk menyaingiku, jujur aku merasa kasihan. Karena aku SAMA SEKALI tidak bangga kuliah di sana. Bahkan, aku akan menyarankan agar semua orang jauh-jauh dari sana. Jadi aku benar-benar berharap itu bukan alasannya, karena itu berarti buang-buang uang saja.
Nah, tadi mereka datang. Dan ternyata sang sepupu punya potongan rambut baru. Dengan poni miring manis dan rambut sedikit bergelombang YANG SANGAT KUINGINKAN. Ini sama sekali bukan usaha menyaingiku, aku tahu, karena dia mana tahu kalau aku pingin potongan rambut seperti itu. Tapi aku merasa kesel juga, karena SETIAP KALI aku pergi ke salon, aku nggak pernah keluar dan merasa "Ini potongan rambut yang kuinginkan!" melainkan selalu bertanya-tanya "KOK BEGINI?!"
Apa sih yang salah denganku? Serius deh. Apa sih susahnya meniru potongan rambut di gambar? Aku sudah menjelaskan bahwa aku pingin poni miring untuk menciptakan penampilan baru. Tapi aku keluar dari sana dengan poni lurus sebatas jidat yang mirip kepala boneka anak kecil dari Cina. Tinggal tambahkan cepol saja. Lalu dulu waktu aku pingin rambut bergelombang, aku mendapatkan rambut SUPER KERITING yang mengerikan. Untung saja rambutku sangat lurus dan sangat mudah kembali ke asal walaupun pengeritingannya makan waktu berjam-jam. Potongan rambutku tidak pernah benar.
Dan tadi, sepupuku terlihat sangat manis dengan potongan rambutku (atau setidaknya yang seharusnya kumiliki). Kurasa kali ini aku merasa, walaupun dia justru tidak bermaksud begitu, akhirnya dia berhasil mengalahkanku.