Monday, October 02, 2006

When "Better Late Than Never" Is Taken Into A Whole New Level

Sabtu kemarin adalah salah satu Sabtu terindah dalam hidupku (which means a lot, considering Saturdays are ALWAYS beautiful).

Apa yang terjadi adalah aku akhirnya berhasil merencanakan untuk pergi keluar dengan sahabat-sahabatku tercinta.. walaupun jujur waktu udah sekitar jam 12 dan mereka belum muncul juga, aku sudah cukup pesimis mengingat dua kegagalan sebelumnya dan sudah mempersiapkan mental kalau tiba-tiba nggak jadi lagi. Pada dasarnya aku nggak berharap banyak dan hanya menunggu...

Tapi tahu apa yang membuat mereka lama datengnya?

Waktu mereka masuk, dengan surprise aku melihat bahwa salah satu dari mereka membawa kue tart sangat besar dengan lilin berbentuk angka 19 di atasnya. Sambil terbengong-bengong aku bertanya-tanya apa yang terjadi.. karena masih shock, waktu kue itu disodorkan padaku, yang bisa kulakukan hanyalah meniup lilinnya, yang dengan sekali tiup langsung mati (tidak seperti lilin kue ulangtahunku tahun lalu, lilin canggih keras kepala yang tidak mau mati-mati, sampe butuh kakak dan orangtuaku ikut meniupnya baru mereka menyerah). Saking surprisenya, sampai tidak terlintas di pikiranku untuk make a wish first.. walaupun dalam keadaan seperti itu, apa lagi sih yang bisa kuminta?

Sejak dulu kupikir aku tipe orang yang membenci kejutan. Tapi hari itu aku menyadari bahwa kejutan juga bisa menjadi sangat indah. Ulangtahunku boleh jadi sudah 27 hari berlalu, tapi walaupun terlambat, mereka memberikan kado yang terindah untukku. Wujud rasa sayang mereka sebagai sahabatku. Aku sudah sering dibelikan kado. Patungan beli kue untuk yang lain juga pernah. Tapi kue yang diberikan khusus untukku selain dari keluargaku? Ini yang pertama kali.

Nggak bisa digambarkan kebahagiaanku saat itu. Belum lagi seharian itu kami betul-betul menghabiskan waktu selama mungkin bersama-sama, setelah makan tiba-tiba dengan spontan memutuskan untuk nonton, salah satu dari mereka berkorban nggak ikut les (atas pengaruh jahat kami sahabat-sahabatnya *evil grin*) demi menemani kami sampai malam. Selesai nonton pun kami masih jalan-jalan nggak tentu arah, hanya menikmati kebersamaan yang sudah jarang bisa kami dapatkan.

Sudah lama aku nggak mengalami hari seindah itu sejak kami berpisah. Aku nggak menyangka postingan cukup emosionalku yang lalu itu mendapat jawaban seindah ini. I'm just really grateful for my best friends..

Aku mungkin nggak punya banyak teman. Aku mungkin bukan cewek populer. Tapi aku bangga pada teman-teman yang kupunyai. Karena nggak semua orang punya teman-teman seperti sahabat-sahabatku.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Desperate Secrets - Secrets of my desperation in life from the past and present

THE DESPERATE

Alias: Cornelia
Age: 19
Gender: Female
Location: Indonesia
Birthdate: 03 Sept 1987
Star Sign: Virgo
Birthstone: Sapphire
Planet: Mercury
Element: Earth
Favorite Color: Lime Green
Obsession: Alias
Occupation: Freelance Translator
University Major: Integrated Marketing Communication
Live Journal: Private Eyes
Graphic Journal: Nocturne Love
Fan Fiction Journal: Three Decades
I am worth $2,045,034

Credits

Design by Ireth Halliwell
Hosted by Blogger
Site Content by Cornelia

Shoutbox



Free Website Counter
Free Website Counter

Powered 
by Blogger